JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan, pemerintah Indonesia prihatin atas peluncuran roket jarak jauh oleh Korea Utara pada Rabu (12/12/2012). Peluncuran roket ini dilakukan di tengah-tengah kecaman dari dunia internasional.
Peluncuran ini langsung mendapatkan reaksi keras. Kementerian Luar Negeri Jepang mendaftarkan protes keras mereka terhadap peluncuran roket jarak jauh tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Korea Selatan, tetangga Korut, juga protes atas peluncuran itu.
Marty mengatakan, Indonesia menyerukan agar seluruh pihak menahan diri dan senantiasa memelihara stabilitas keamanan di Semenanjung Korea.
"Kami berharap semua dapat menahan diri, dan tidak memperburuk situasi. Semua pihak agar selalu mengedepankan dialog dan diplomasi agar situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya tetap stabil," kata Marty kepada Kompas.com, Rabu.
Beberapa saat setelah peluncuran, roket balistik Korea Utara itu langsung terdeteksi kapal angkatan laut Korea Selatan yang berpatroli di Laut Kuning. Sejauh ini, belum diperoleh laporan soal kesuksesan peluncuran riket itu. Namun, Pemerintah Jepang mengatakan, roket sudah melalui Pulau Okinawa di wilayah selatan Jepang sekitar 12 menit setelah lepas landas.
"Roket yang disebut Korea Utara sebagai satelit melintasi Okinawa sekitar pukul 10.01 (08.01 WIB). Kami tidak meluncurkan roket pencegat," kata Pemerintah Jepang.
Selain Jepang yang menyiagakan sistem roket pencegat misil, Amerika Serikat juga mengerahkan sejumlah kapal perang dari Armada Pasifik dilengkapi dengan sistem pertahanan roket balistik.
Yonhap menambahkan, tingkat pertama roket balistik Korut itu sudah terpisah sesuai dengan jadwal dan jatuh ke laut di lepas pantai sebelah tenggara Korea Selatan.
Di Seoul, Presiden Lee Myung-Bak langsung menggelar rapat darurat bersama Dewan Keamanan Nasional untuk mendiskusikan implikasi dari peluncuran roket Korea Utara itu.
Sumber: kompas.com
Peluncuran ini langsung mendapatkan reaksi keras. Kementerian Luar Negeri Jepang mendaftarkan protes keras mereka terhadap peluncuran roket jarak jauh tersebut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Korea Selatan, tetangga Korut, juga protes atas peluncuran itu.
Marty mengatakan, Indonesia menyerukan agar seluruh pihak menahan diri dan senantiasa memelihara stabilitas keamanan di Semenanjung Korea.
"Kami berharap semua dapat menahan diri, dan tidak memperburuk situasi. Semua pihak agar selalu mengedepankan dialog dan diplomasi agar situasi di Semenanjung Korea dan sekitarnya tetap stabil," kata Marty kepada Kompas.com, Rabu.
Beberapa saat setelah peluncuran, roket balistik Korea Utara itu langsung terdeteksi kapal angkatan laut Korea Selatan yang berpatroli di Laut Kuning. Sejauh ini, belum diperoleh laporan soal kesuksesan peluncuran riket itu. Namun, Pemerintah Jepang mengatakan, roket sudah melalui Pulau Okinawa di wilayah selatan Jepang sekitar 12 menit setelah lepas landas.
"Roket yang disebut Korea Utara sebagai satelit melintasi Okinawa sekitar pukul 10.01 (08.01 WIB). Kami tidak meluncurkan roket pencegat," kata Pemerintah Jepang.
Selain Jepang yang menyiagakan sistem roket pencegat misil, Amerika Serikat juga mengerahkan sejumlah kapal perang dari Armada Pasifik dilengkapi dengan sistem pertahanan roket balistik.
Yonhap menambahkan, tingkat pertama roket balistik Korut itu sudah terpisah sesuai dengan jadwal dan jatuh ke laut di lepas pantai sebelah tenggara Korea Selatan.
Di Seoul, Presiden Lee Myung-Bak langsung menggelar rapat darurat bersama Dewan Keamanan Nasional untuk mendiskusikan implikasi dari peluncuran roket Korea Utara itu.
Sumber: kompas.com