ini adalah salah satu contoh cara membangun bangsa, nasionalisme rasional:
TEMPO.CO, Berlin - Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Berlin, Yoga Kartiko, membantah bahwa pihaknya tidak berkonsolidasi terlebih dahulu dengan kedutaan besar dan rombongan Badan Legislatif yang mengunjungi Jerman. "Kami tanya ke KBRI agendanya apa, ternyata tidak ada tanggapan. Akhirnya kami cari sendiri," ujar Yoga pada Tempo di Berlin, Kamis, 22 November 2012.
Yoga melanjutkan, kerabat PPI, Nahdatul Ulama cabang istimewa di Berlin, juga ikut mengirim surat. Namun, surat ini tidak ditanggapi pula. "Akhirnya kami mengikuti Badan Legislatif DPR ke DIN," kata Yoga.
Yoga juga mengklarifikasi pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie soal diskusi. “Kami tidak pernah menolak untuk berdiskusi. Dan memang tidak pernah ada undangan diskusi,” ujar Yoga.
Dan soal menguntit, kata Yoga, bagi PPI hal tersebut sah. “Bukan menguntit, tapi mengawasi. Dan pejabat publik berhak diawasi siapa pun. Diawasi rakyatnya,” ujar dia. “Ya, tapi itu hak Pak Marzuki Ali bilang seperti itu.”
Marzuki berkomentar mahasiswa PPI Jerman yang menguntit anggota Baleg seperti mengawasi maling. Marzuki meragukan laporan PPI. Menurut dia, PPI seharusnya meminta penjelasan terlebih dahulu dari rombongan soal kunjungan kerja tersebut.
Marzuki menambahkan, aksi PPI menguntit anggota DPR dan menolak berdiskusi tidak mencermintan sikap seorang intelektual.
guna melihat cover-bothside baiknya juga baca ini: Marzuki Alie Balas Kritik PPI Jerman http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/078443401/Marzuki-Alie-Balas-Kritik-PPI-Jerman
TEMPO.CO, Berlin - Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia di Berlin, Yoga Kartiko, membantah bahwa pihaknya tidak berkonsolidasi terlebih dahulu dengan kedutaan besar dan rombongan Badan Legislatif yang mengunjungi Jerman. "Kami tanya ke KBRI agendanya apa, ternyata tidak ada tanggapan. Akhirnya kami cari sendiri," ujar Yoga pada Tempo di Berlin, Kamis, 22 November 2012.
Yoga melanjutkan, kerabat PPI, Nahdatul Ulama cabang istimewa di Berlin, juga ikut mengirim surat. Namun, surat ini tidak ditanggapi pula. "Akhirnya kami mengikuti Badan Legislatif DPR ke DIN," kata Yoga.
Yoga juga mengklarifikasi pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie soal diskusi. “Kami tidak pernah menolak untuk berdiskusi. Dan memang tidak pernah ada undangan diskusi,” ujar Yoga.
Dan soal menguntit, kata Yoga, bagi PPI hal tersebut sah. “Bukan menguntit, tapi mengawasi. Dan pejabat publik berhak diawasi siapa pun. Diawasi rakyatnya,” ujar dia. “Ya, tapi itu hak Pak Marzuki Ali bilang seperti itu.”
Marzuki berkomentar mahasiswa PPI Jerman yang menguntit anggota Baleg seperti mengawasi maling. Marzuki meragukan laporan PPI. Menurut dia, PPI seharusnya meminta penjelasan terlebih dahulu dari rombongan soal kunjungan kerja tersebut.
Marzuki menambahkan, aksi PPI menguntit anggota DPR dan menolak berdiskusi tidak mencermintan sikap seorang intelektual.
guna melihat cover-bothside baiknya juga baca ini: Marzuki Alie Balas Kritik PPI Jerman http://www.tempo.co/read/news/2012/11/22/078443401/Marzuki-Alie-Balas-Kritik-PPI-Jerman