Seorang pejabat tinggi bidang keamanan di China ditahan oleh otoritas setempat karena diduga menjadi mata-mata Amerika Serikat (AS). Pejabat yang bekerja pada Kementerian Keamanan Nasional China dan diduga sering menyalurkan informasi rahasia kepada intelijen AS, selama beberapa tahun terakhir.
Pejabat yang diketahui berjenis kelamin laki-laki dan dirahasiakan namanya ini, ditahan oleh aparat China pada awal tahun ini. Para pejabat kedua negara nampaknya sengaja merahasiakan kasus ini selama beberapa bulan terakhir, demi mencegah meningkatnya ketegangan dalam hubungan diplomatik antara China dan AS.
Majalah Hong Kong, New Way, yang menulis ulasan ini, menyebut pejabat ini merupakan seorang sekretaris wakil menteri pada Kementerian Keamanan Nasional China, yang bertanggung jawab atas seluruh operasi intelijen China baik domestik maupun di luar negeri. Menurut ulasan New Way, sang wakil menteri sendiri sudah dinonaktifkan dari tugasnya terkait kasus yang sama.
"Luar biasanya adalah orang yang terlibat dalam kasus mata-mata ini merupakan seorang sekretaris wakil menteri yang memegang rahasia penting otoritas China, yang berarti semua dokumen penting yang dikirimkan ke sang wakil menteri pasti melalui si sekretaris terlebih dulu," demikian tulis New Way, seperti diberitakan oleh surat kabar AS, New York Times, dan dilansir oleh AFP, Sabtu (2/6/2012).
Atas kasus ini, Presiden Hu Jintao dikabarkan marah besar dan meminta dilakukan penyelidikan menyeluruh. "Kasus ini menimbulkan keprihatinan dan kekhawatiran pemimpin China, dan Hu Jintiao telah memerintahkan untuk dilakukannya investigasi menyeluruh hingga ke akar masalah," imbuh New Way dalam ulasannya.
Masih menurut New Way, si pejabat tersebut sengaja direkrut oleh agensi intelijen AS, CIA, ketika dia bersekolah di AS beberapa waktu lalu. Sebagai seorang mata-mata, si pejabat ini disebut-sebut menerima bayaran besar hingga ribuan dolar AS sebagai imbalan atas informasi intelijen yang diberikannya. Namun sayangnya, tidak diketahui apa saja informasi intelijen yang berhasil disalurkannya kepada AS selama ini.
Atas ulasan ini, pihak otoritas China maupun AS enggan berkomentar. Sama dengan pihak Kementerian Luar Negeri China yang tidak bersedia memberi komentar, Menlu AS Hillary Clinton pun menolak untuk berkomentar soal kasus ini saat ditemui wartawan di Oslo pada Jumat (1/6) kemarin.
New Way menyebut kasus ini sebagai kasus spionase terbesar yang melibatkan China dan AS sejak kasus spionase yang melibatkan seorang pejabat intelijen Yu Qiangsheng yang membelot kepada AS pada tahun 1985 silam. Saat itu, Yu memberitahu otoritas AS bahwa seorang pensiunan analis CIA menjadi mata-mata di China. Pada tahun 1986, sang analis pun ditemukan tewas bunuh diri di penjara AS
via detik